Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok (Amsal 24:17)
sejenak sewaktu membaca ayat tadi, teringat kalau saya ini pernah (mungkin sering) tertawa dalam hati ketika orang lain dipersalahkan/berbuat salah. "Tuh kan.. apa gua bilang...." atau "Bener kan apa kata gua?". Yang lebih hebat lagi adalah ternyata ada lho di Alkitab ayat ini, jujur saja, baru kali ini rasanya saya baca ayat ini. Apa rasanya?
NANCEP...
mengasihi musuh, itulah yang diajarkan Yesus. Semua orang tentunya, tapi paling sulit adalah mengasihi musuh. Saya seorang Guru SM, sering kali mengucapkan akan hal ini, tapi lebih sulit lagi melakukannya. Tapi Firman Tuhan diberitakan bukan berarti manusia tidak bisa melakukannya. Kalau tidak bisa, ngapain juga Roh Kudus repot-repot menuliskannya? Saat "mengasihi musuh" itu pernah saya lewati. Wah, jantung saya mau copot rasanya. Mulut ini susah banget bergeraknya. Tapi dalam hati ini terus mendorong saya untuk memberanikan diri bertemu orang itu, mengatakan betapa saya kesel sama dia, dan akhirnya mencoba untuk meminta maaf. Lho kok saya yang minta maaf? karena saya tau, kalau saya tidak memaafkan diri saya sendiri, maka saya pun tidak bisa memaafkan dia (entah orang itu mau minta maaf atau tidak).
apa yang saya dapat?
selangkah lebih dewasa dalam Tuhan
(harga yang tak ternilai, yang tidak bisa dipelajari dari universitas manapun)
2Tim. 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Kamis, 11 September 2008
Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar